Pulo Samosir : "Pulau Impian yang Tetap Menawan"
Pulo Samosir adalah asalku, Samosir adalah tempat paling mengagumkan di dunia ini, sawahnya menghasilkan padi yang banyak hingga melintasi wilayah perbukitan yang dipenuhi ternak kerbau. Pulau Samosir tempat asalku yang takkan pernah kulupakan.
Potongan syair lagu yang ditulis Nahum Situmorang, salah satu komponis lagu-lagu Batak terkenal, hendak menggambarkan kehidupan masyarakat di Pulo Samosir pada dekade tahun 60-an. Saat itu masyarakat masih berpegang teguh pada adat maupun kultur kekerabatan Batak dan bukit-bukit masih penuh dengan pepohonan yang membentuk pemandangan indah mempesona. Tapi kini apa yang dilukiskan dalam lagu tersebut tidak sesuai lagi dengan kenyataan. Pulau yang dikelilingi danau terbesar di Indonesia ini semakin banyak ditinggalkan penduduknya. Ada apa?
Wilayah Samosir terdiri atas daratan dan kaki bukit yang dikelilingi perairan Danau Toba. Secara administratif wilayah ini berbatasan dengan Kabupaten Simalungun dan Karo di utara dan Toba di timur dan selatan serta Dairi dan Tapanuli Utara di barat. Jumlah penduduk Samosir ada sekitar 129.633 dan sekitar, 1,36 persen berpendidikan setingkat diploma dan sarjana. Pulo Samosir memiliki jalan yang melingkari pulau sepanjang 120 kilometer, namun defacto hanya 44 kilometer yang baik. Sisanya rusak berat. Kondisi sektor pertanian sumber utama penduduk cukup mengenaskan.
Pesta Budaya Batak Momentum untuk Lebih Mencintai Budaya Batak
Ketua DPR RI Ir Akbar Tanjung mengharapkan melalui Pesta Budaya Batak dapat menjadi momentum untuk dapat lebih mencintai budaya Batak yang sarat dengan nilai-nilai, yang dapat menjadi dasar filosofi dalam pembangunan masyarakat Indonesia. Melalui Pesta Budaya Batak ini, juga menjadi suatu kesempatan untuk semakin memahami historis budaya Batak yang bermanfaat dalam pembangunan masyarakat yang terus ditumbuh-kembangkan dalam rangka pelestarian budaya itu sendiri.
Harapan itu disampaikan Ketua DPR RI Akbar Tanjung selaku "hahaniuhum sian pomparan Tatea Bulan" dalam kata sambutannya yang dibacakan Jhon KR Limbong pada Pesta Budaya Batak "ulaon manjalo sangap dohot tua sian Ompungta Mula Jadi Nabolon, marhite Ompungta Raja Batak dohot Ompungta namartua-tua Pusuk Buhit, Ompungta Raja Hatorason nasiat marpangidoan tu Ompungta Mulajadi Nabolon, Ompung Raja Uti" di Sopo Persaktian di Tano Sihelleng Pusuk Buhit Kecamatan Sianjur Mula-mula, Jumat (5/12). Turut hadir pada acara budaya Batak yang dimulai dengan "mandudu" itu, dari Jakarta anggota DPR RI Anton Sihombing beserta ibu, Brigjen Polisi Drs Poltak H Hutadjulu SH MM (Ses Lemdiklat Polri) beserta ibu, Bupati Tobasa diwakili Kepala Kantor Kesbang Kabupaten Tobasa P Panjaitan, Camat Sianjur Mula-Mula, Rihat Hutabarat (Namanuturi), masyarakat Sianjur Mula-mula dan masyarakat dari luar Kabupaten Tobasa.
Dibalik Keelokan Danau Toba
Setelah melewati sebuahbukit ,dari balik rerumbunan pohon dan batang-batang pinus yangbanyak tumbuh di pinggiran jalan tanpak hamparan air membiru.Hawa sejuk dan bau air yang segar mulai memenuhi dada dan menyebar kesejukan dan rasa lega.Perlahan-lahan ,rasa penat setelah menempuh perjalanan dari Medan menjadi sirna.
Tentu sebuah pengalaman eksotis yang tak terungkapkan ketika dapat menyaksikan sinar Matahari pagi jatuh di permukaan danau yang tenang itu,atau menikmati keheningan sore hari saat Mentari mulai menyusup di balik cakrawala.Tak salah jika kesemarakan Danau Toba tersiar hingga ke negeri seberang.
Saat memasuki Parapat,sebuah kota di tepian danau Toba,orang akan terkagum-kagum dengan cantiknya alam Toba.Selain itu,keletihan segera sirna ketika orang sejenak menikmati hangatnya kopi sambil mereguk keindahan danau Toba.Kelelahan akan akan lenyap takkala hidangan khas berbagai daerah seperti khas Batak,Minang dll, yang disajikan berbagai rumah makan yang berada di tepian jalan utama kota itu mengisi perut yang sudah keroncongan.Selain itu, keletihan para pelancong dapat dihilangkan saat menikmati kelezatan mangga Parapat yang khas dengan rasa asam-manisnya. Terlepas dari sebuah cerita legenda ,Danau Toba terbentuk dari letusan sebuah gunung berapi ribuan tahun silam .Puncak gunung tersebut runtuh dan terjadilah Danau.Sebahagian reruntuhan terbentuk sebuah Pulau yang disebut Pulau Samosir.
Pengunjung Danau Toba Mengeluh, Pelayanan KMP Ferry Tao Toba Amburadul
Ratusan pengunjung Danau Toba yang sudah antri sejak pagi di Ajibata Parapat, batal berlibur dalam rangka Imlek ke Pulau Samosir, Sabtu (24/1) karena tidak bisa menyeberang. Mereka yang umumnya menggunakan kenderaan pribadi tersebut kecewa terhadap pelayanan petugas KMP Ferry Tao Toba yang dinilai amburadul dan pilih kasih. Diharapkan Pemkab Tobasa, Simalungun dan Samosir bekerja sama ‘mengambil alih’ pengelolaan perusahaan penyeberangan tersebut sehingga berpihak kepada kepentingan pariwisata.
Pantauan SIB di pelabuhan ferry Ajibata, banyak turis yang datang dari mancanegara maupun lokal membatalkan kunjungan ke Pulau Samosir karena sulitnya mendapat tiket ferry. "Saya melihat Tomok, katanya di sana ada artefak-artefak dan makam yang telah ratusan tahun usianya," kata A Cun, turis asal Singapura dalam bahasa Melayu yang patah-patah. Ia heran mengapa ada orang yang datang sesudahnya tapi bisa memproleh tiket untuk menyeberang.
Hasil monitoring di lapangan menunjukkan sebagian besar tiket ada di tangan petugas penyeberangan dan bukan di loket. Orang-orang yang mendekati oknum-oknum tersebut bisa dengan mulus walaupun belum antri dan baru tiba. "Biasanya harganya bisa naik Rp 20.000 dari harga tiket sebenarnya, apalagi pas libur seperti ini, bisa dua kali lipat," kata salah seorang penduduk setempat yang minta identitasnya dirahasiakan sebab dirinya bekerja di sekitar pelabuhan ferry tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar