SELAMAT DATANG DI BLOG MALIDASARI SITUMORANG

Rabu, 13 April 2011

MIMPI KE SURGA

Hari Sabat itu Ari dan Kaleb datang terlambat ke gereja, padahal itu adalah Sabat ke-13 dan kelas pra-remaja di mana mereka berdua tergabung hendak menampilkan acara di depan jemaat.
Ketika mereka berdua dengan tergesa-gesa dan hampir bersamaan masuk ke kelas teman-teman sudah berada dalam barisan.
"Ari, kenapa kamu datang terlambat? Bukankah ibu guru sudah jauh-jauh hari berpesan supaya semua datang pada waktunya?" tegur bu Nina, guru kelas mereka.
"Ma-maaf, bu, saya ketiduran karena bermimpi," sahut Ari jujur.
Grrrrr…seisi kelas tergelak.
"Memangnya kamu mimpi apa?" tanya guru lagi.
"Saya bermimpi dibawa malaikat jalan-jalan ke surga."
"Hmmm…nanti sesudah acara kamu ceritakan di depan kelas tentang mimpimu itu ya," kata bu Nina setengah menyindir.
Lalu bu guru beralih kepada Kaleb, "Kamu, Kaleb, kenapa terlambat."
Jawab Kaleb, "Aku diajak Ari dalam mimpinya itu, bu…"
(Pesan moral: Semua orang ingin ke surga, tapi tidak semua menyadari bahwa untuk bisa pergi ke surga seseorang harus mau meninggalkan dunia ini. Sebab surga dan dunia adalah dua tempat yang jauh terpisah, dan anda tidak mungkin berada di kedua tempat itu sekaligus. Banyak orang yang tak rela tinggalkan dunia ini lalu merasa cukup puas kalau dapat pergi ke surga walau hanya dalam mimpi. "Bertobatlah, sebab kerajaan surga sudah dekat!" Mat. 4:17)


BERHARGA

Pendeta Steven dialihtugaskan ke kota lain. Di rumah mereka yang baru perabotnya sudah tersedia lengkap, termasuk kulkas yang lebih canggih dan baru. Karena itu, kulkas esktra milik mereka tidak diperlukan lagi dan harus ditinggalkan.Namun, sudah berhari-hari lamanya kulkas besar yang dipajang di depan rumah dengan tanda “Gratis” itu tidak ada yang tergerak mengambilnya. (Di Amerika, barang-barang bekas yang tidak terpakai lagi biasa dionggok di depan rumah yang boleh diambil oleh siapa saja yang berminat, termasuk perabot rumahtangga seperti kulkas, mesin cuci, televisi, monitor komputer, meja, kursi, dan sebagainya.) “Barang ini tidak mungkin kita bawa, terlampau berat dan tidak dibutuhkan,” kata pendeta kepada istrinya. “Kita harus berbuat sesuatu.” Diambilnya selembar karton lalu menambahkan kata-kata: “Dalam keadaan jalan, mulus, orisinil…silakan ambil!”Meskipun demikian, sampai dua hari kemudian kulkas berwarna putih itu masih tetap saja bertengger di tempatnya semula. Tak ada yang menggubris. Istrinya kemudian mengambil alih. Dia mencabut semua tulisan itu lalu menggantinya dengan kata-kata ini: “Kulkas bagus, jual murah…hanya $200. Siapa cepat dia dapat.” Keesokan harinya kulkas itu sudah lenyap dicuri orang!
(Pesan moral: Dalam hidup ini banyak hal bernilai namun tidak digubris orang semata-mata karena ketidaktahuan dan ketidakpedulian. Sesuatu jadi berarti bagi seseorang untuk didapatkan kalau ada pemicu motivasi, begitu dalam soal duniawi demikian pula dalam hal semawi. “Hal kerajaan surga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang…seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah” Mat. 13:44, 45.)***
JUJUR
“Terus terang, rumah ini memiliki sisi baiknya maupun sisi buruknya,” ujar agen penjual rumah kepada calon pembeli. “Untuk menunjukkan kejujuran maka saya akan memberitahukan kedua-duanya.” “Apa sisi buruknya?” tanya calon pembeli. “Sisi buruknya ialah, di sebelah barat terdapat pabrik tahu dan di sebelah timur ada peternakan hewan,” tukas agen. “Lalu segi baiknya?” “Segi baiknya, dengan mencium bau yang datang anda bisa tahu dari mana arah angin bertiup.” “Tapi, bukannya bau ampas tahu dengan kotoran hewan itu hampir sama? Bagaimana membedakanya?” “Nah, setelah tinggal di sini beberapa bulan anda segera dapat membedakannya,” lanjut si agen. “Justeru itulah bonus pengetahuan yang akan anda pelajari di rumah ini!”
(Pesan moral: Dosa adalah ibarat bau busuk pada pertama kalinya, tetapi lama kelamaan hidung menjadi tak peka lagi karena terbiasa. “Mereka sudah membiasakan lidahnya untuk berkata dusta; mereka melakukan kesalahan dan malas untuk bertobat…Masakan kamu dapat berbuat baik, hai orang-orang yang membiasakan diri berbuat jahat?” Yer. 9:5; 13:23.)

SESUAI DENGAN ZAMAN

Ketika pulang dari gereja Jimi, 11 tahun, ditanya oleh pamannya apa yang dipelajarinya hari itu. Dengan bersemangat Jimi menjawab bahwa guru Alkitab menceritakan tentang Musa yang memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir.
"Wah, apa kamu bisa ceritakan itu kembali?" tanya pamannya menguji.
Tanpa ragu Jimi mulai mengulangi cerita itu. Tetapi begitu tiba pada bagian di mana rombongan bangsa Israel sampai di tepi Laut Merah sementara dari belakang pasukan Mesir mengejar, Jimi tampak sedikit ragu.
Setelah berpikir sejenak diapun melanjutkan:
"Waktu mereka sampai di Laut Merah, nabi Musa langsung perintahkan pasukan zeni tempur untuk segera membuat jembatan pontoon supaya semua orang bisa menyeberang dengan aman.
"Sesudah itu dengan menggunakan walkie-talkie Musa meminta bantuan dari markas. Mereka mengirim pesawat-pesawat pembom yang datang membom jembatan buatan itu pada saat barisan terakhir Israel sudah sampai di seberang, dan pasukan musuh yang sedang mengejar masih berada di atas jembatan itu."
"Jimi, apa persis seperti itu yang gurumu ceritakan?" tanya paman sangsi.
"Sebetulnya tidak seperti itu, tapi kalau saya bercerita persis seperti yang guru itu ceritakan, pasti paman tidak akan percaya," sahut Jimi.
(Pesan moral: Secara teoretis, setiap makhluk hidup mampu beradaptasi demi mempertahankan hidup, terutama dunia satwa. Manusia [homo sapiens], sebagai makhluk paling cerdas, kemampuan adaptatifnya tidak terbatas secara fisik saja, tapi juga sikap sosial dan cara berpikirnya. Bahkan juga penyesuaian diri dalam keberagamaan sehingga menyerupai "bunglon rohani" demi kenyamanan hidup di lingkungan serta zaman apa saja. Orang Kristen sejati bukanlah orang yang kompromistis dalam hal keimanannya. "Berpeganglah pada keyakinan yang engkau miliki itu, bagi dirimu sendiri di hadapan Allah" Rm. 14:22).

2 komentar:

The M mengatakan...

Mantap
hasian

The M mengatakan...

BAGAK BAH...

Posting Komentar

Kata-Kata Mutiara

BERFIKIRLAH UNTUK HARI INI, DAN BERBICARALAH UNTUK BESOK...

bagaimana penilaian anda dengan blog ini?